Pamekasan, Mitrabangsa.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Sukses melaksanakan program rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 960 unit yang disalurkan 13 Kecamatan.
Sebelumnya, dalam tiga tahun terkahir pembangunan RTLH tersebut mengalami peningkatan setiap tahun di 13 Kecamatan mencapai 1.940 unit dengan rincian tahun 2020 hingga 2022 mulai dari 220 unit, 760 unit, saat ini mencapai 960 unit.
Kata Muharram mengungkapkan Program RTLH itu, menjadi atensi khusus Bupati Baddrut Tamam untuk memfasilitasi warganya memiliki rumah yang lebih layak.
” Mekanisme penyaluran bantuan langsung ke rekening penerima, tapi bantuan tidak diperkenankan ambil uang cash harus berupa barang yang barang itu nanti langsung dari toko,” Ujar Muharram, Sabtu (4/3/2023).
Adapun besaran bantuan yang diberikan kepada masyarakat sebesar Rp 17,5 juta yang cair langsung kepada rekening penerima. Petugas melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan bahan bangunan. Pihaknya juga menyediakan pendamping atau konsultan yang selalu siap membantu penerima bantuan tersebut.
” Total penerima program bantuan ini di masa kepeminpinan Bapak Bupati Baddrut Tamam ini telah mencapai hampir 2000 kurang sedikit. Jadi sudah luar biasa banyak bisa membantu masyarakat yang asalnya rumahnya tak layak huni menjadi layak huni atau rumah sehat dan nyaman,” tandasnya.
Baca Juga :Â Heboh, Pinkan Mambo Sebut Kekayaan Raffi Ahmad Seperti Sampah Tidak Ada Apa-Apanya
Baca Juga :Â Pemilik Pelabuhan Sekupang Diduga Lakukan Penganiayaan Terhadap Wartawan Jelajahperkara.com
Muharram menjelaskan, program ini juga menstimulasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan sekitar dengan mendorong masyarakat berpartisipasi mengatasi permasalahan tetangganya yang kekurangan secara ekonomi. Sehingga, diharapkan warga gotong royong supaya tetangga dengan minim dana itu sama-sama bisa memiliki rumah yang layak.
” Masyarakat juga diajak untuk membantu warga sekitar. Sebab kalau pemerintah semua yang menanggung tidak mungkin. Akhirnya masyarakat digugah kesadarannya untuk muncul kepeduliannya pada sesama saling membantu, akhirnya ada kepedulian. Itu tujuannya,” pungkasnya.