Artikel, Mitrabangsa.id – Sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia maupun mancanegara, Wisata Api Tak Kunjung padam yang berada di dusun asem, Desa Larangan tokol, Kabupaten Pamekasan.
Sebuah kisah dari suatu legenda pernikahan ajaib ki moko atau dikenal Raden Wignyo Kenongo.
Konon pada sekitar tahun 1651 atau tahun 1683 masehi, hiduplah seorang pengelana penyebar agama Islam yang memiliki kesaktian yang luar biasa.
Pasalnya, Disebut Api tak kunjung padam, lantaran dari tanah area tersebut muncul api yang selamanya terus menyala dan tidak pernah padam.
Raden widyono Ia adalah seorang pencari ikan yang bertempat tinggal di tengah hutan yang tandus.
Kisah ini, bermula saat kimoko mendengar berita bahwa raja dari kerajaan Palembang sedang dirudung masalah, akibat seorang putrinya tengah menderita sakit yang tak kunjung sembuh.
Namun itu, meski telah banyak tabib yang mengobati pada kesempatan itu Kimoko terpanggil untuk mencoba membantu mengobati penderitaan sang putri raja.
Ki moko mempersembahkan sesuatu kepada sang raja berupa Bumbum-bumbum bambu Yang berisi penuh dengan berbagai mata ikan.
Bumbung-bumbung itu dikirim melalui utusan saat Raja menerima persembahan dari ki moko.
Sampai dari terkejutnya, sang raja karena barang yang semula dianggap kurang berharga menjelma menjadi barang-barang berupa permata intan dan berlian.
Sang raja sangat terkejut dengan gembira begitu pula sang putri yang pada akhirnya membuat ia sembuh, dari sakitnya melihat kejadian ini sang raja merasa berhutang budi kepada ki moko.
Sesuai janjinya sang raja menganugerahkan hadiah berupa sebuah peti kepada ki moko, setelah hadiah itu, diterima kh moko dan dibukanya ternyata dari dalamnya seorang putri yang amat cantik jelita.
itulah, bernama Sitti Suminten putri dari seorang raja yang sengaja di anugerahkan kepada kimoko untuk dijadikan istri menghadapi kenyataan.
Ki moko sangat gembira hatinya namun kegembiraan itu sejenak berubah menjadi rasa risau karena kebersamaan dengan itu suatu berita bahwa kerajaan akan segera datang ke tempat kediaman Timur untuk melangsungkan perayaan pernikahan.
Baca Juga : Kisah Sejarah Arya Wiraraja di Majapahit
Baca Juga : Ajian Ilmu Paling Tersohor Tanah Jawa Warisan Sunan Kalijaga
Tempat kediaman serta segala kebutuhan perayaan sangat tidak memungkinkan namun akhirnya untuk memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang sangat megah.
Namun bangunan tersebut akan sirna setelah kegiatan perayaan selesai demikian pula untuk memenuhi kebutuhan yang lain seperti Kebutuhan sumber makanan api yang senantiasa menyala dan akan berguna untuk kebutuhan manusia.
Pernikahan pun dapat berjalan dengan lancar namun satu upacara pernikahan usai dan segenap keajaiban sirna hanya tersisa akan tetapi ajaib pun berkata biarlah aku tetap disini untuk menemani seluruh anak cucumu.
Hingga pada akhirnya singkatnya sampai saat ini semburan api alam tersebut masih tetap abadi hingga dikenal dengan istilah tempat kediaman atau istana yang kemudian sirna Demikian sekilas legenda wisata di Pulau Madura ini.
Sumber : Ansor Umar