Kisah Sejarah Arya Wiraraja di Majapahit

Kisah Sejarah Arya Wiraraja di Majapahit

Artikel, Mitrabangsa.id – Arya Wiraraja atau Banyak Wide sebagai sosok tokoh pemimpin pada abad ke-13 Masehi di Madura, Jawa Timur.

Arya Wiraraja dalam perjalanannya dikenal sebagai pengatur siasat pada masa kejatuhan Kerajaan Singhasari, Kematian Kertanagara, serta bangkitnya Raden Wijaya dalam usaha penaklukan Kadiri tahun 1293 dan pendirian Kerajaan Majapahit.

Dalam sejarah, Arya Wiraraja berasal dari Desa Nangka, Jawa Timur, yang dilantik sebagai adipati pertama ujung timur Madura yakni Sumenep pada 31 Oktober 1269.

Sampai saat ini, Sejarah Arya Wiraraja dijadikan sebagai simbol hari jadi Kabupaten Sumenep.

(Sumber Mliwis Ireng). Sejarah Arya Wiraraja sejarah dituliskan oleh para pemenang Dan demikianlah seorang Sri Kertarajasa Jayawardhana atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya beserta penerusnya mampu menerbitkan prasasti-prasasti yang mengisahkan kehebatan seorang Raden Wijaya dalam membangun kerajaan Majapahit.

Tak hanya dalam prasasti yang sejaman kehebatanpun terabadikan dalam kakawin serat dan kidung yang diciptakan ratusan tahun silam.

Didalam karya-karya sastra tersebut, tersebutlah sebuah nama yang dikatakan menjadi sosok yang membantu seorang Sri Kertarajasa dalam membangun kerajaan baru kerajaan Majapahit.

Banyak orang yang bertanya tentang keberadaan Arya wiraraja karena beliau bukan seorang raja mutlak hanya sebatas Adipati sehingga wajar bilamana silsilah keberadaannya kurang jelas.

Tapi rupanya dimata ahli sejarah Arya wiraraja mendapatkan tempat yang istimewa sehingga selalu tertulis dalam kitab-kitab kuno.

Demung Nayapati merupakan jabatan tinggi negara kala itu yang kedudukannya sangat dekat dengan raja.

Kemudian setelah Prabu wisnuwardhana diganti oleh putranya yang bernama dandang gendis bergelar prabu Kertanegara. Maka Arya Banyak wide (Arya Wiraraja) dipindahkan ke Madura timur  yakni Songennep, sebagai adipati yang setingkat gubenur sekarang.

Hal tersebut dilakukan karena sang prabu melihat adanya hubungan mesra antara Arya Wide dengan Mahesa Campaka yang notabene adalah saudara sepupunya sendiri dari keturunan Ken Arok dengan Ken Dedes.

Hal itu, akan dikhawatirkan kedudukannya sebagai raja akan tersaingi, apalagi Arya Wiraraja  orang yang cakap dalam strategi dan politik pemerintahan.

Dikala prabu Kertanegara mengadakan sidang mahkota yang dihadiri oleh semua para pembesar kerajaan diantaranya Demung Nayapati, Arya banyak Wide, Empu Raganata, Panji Arganani, Kebo Anengah, Kebo Anabrang, Rakyat tumenggung Wirakerti, Rakyan Rangga Mahisa Rangkah, dan dll.

Baca Juga : Sejarah Ke’ Lesab dan Jejak Peninggalannya

Sang Prabu menuturkan keinginannya untuk memperluas daerah kekuasaannya hingga keluar tanah Jawa. Yang diincar pertama adalah kerajaan-kerajaan Tribuwarnaraja Mauliwarmadewa di bawah pimpinan prabu Dharmasraya Swarnadwipa.

Setelah itu, Prabu minta pendapat pada Arya banyak Wide atau wiraraja selaku penasehat politik pengatur dan strategi perang. Oleh Arya Wiraraja diberi pandangan agar hal tersebut perlu dipertimbangkan karena paling utama adalah menunggu datangnya pembalasan dari negeri China.

Sebab itu, karena sang Prabu pernah menghina tusan khubilai khan dengan memotong kupingnya karena tersinggung diminta untuk takluk kepada kaisar China. Dan apabila penyerangan ke Swarnadwipa dilakukan selayaknya harus mengirimkan tulisan di dahulu agar mengetahui kekuatan lawan.

Akhirnya tak sependapat dengan prabu, rupanya saran dari Arya Wiraraja membuat Kertanegara tersinggung dan marah.

Atas kemarahanya tersebut maka secara halus disingkirkan atau dibuang ke Sumenep Madura Jawa timur dengan alasan untuk memantau kedatangan Armada Cina di laut Jawa.

Atas kejadian tersebut maka Arya Wiraraja disingkirkan ke pulau Madura dan dijadikan Adipati di Sumenep yang mana karena rasa marahnya sang prabu terhadapnya.

Baca Juga : Kopiah KH As’ad Syamsul Arifin Tak Mempan di Bom

Setelah Disingkirkan dan dijadikan Adipati di Sumenep yakni Madura timur kemudian diberi gelar Adipati Arya wiraraja tepatnya pada tanggal 31 Oktober 1269 masehi pengangkatan  yang bergelar Arya wiraraja dengan dibekali surat keputusan Prabu Kertanegara.

Pusat pemerintahan Arya Adipati wiraraja terletak di desa Batu putih sekarang merupakan ibu kota kecamatan di Kabupaten Sumenep.

Letak geografis batu putih kalau dilihat dari sektor ekonomi memang sangat tidak menguntungkan tapi dari faktor situasi itu sangat strategis.

Sebab, batu putih merupakan tanah perbukitan yang tandus banyak bebatuan dan sangat sulit ditanami padi karena sulitnya sumber air yang ada.

Tentunya banyak masyarakat bertanya-tanya kenapa Arya wiraraja tidak menempatkan pusat pemerintahannya di daerah yang subur seperti
Ganding, guluk guluk, benasare atau daerah Kabupaten Sumenep yang lain.

Adipati arya wiraraja menempatkan pusat pemerintahan tersebut di sebelah utara di sebuah bukit yang lebih menonjol dari daerah sekitarnya merupakan suatu strategi agar dapat melihat dengan jelas ke laut Jawa.

banner 728x250