Pamekasan, Mitrabangsa.id – Pasangan Suami Istri penceraian di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur kini janda membelundak.
Pasalnya, Laporan yang diterima Pengadilan Agama Negeri Kabupaten Pamekasan, kasus perkara penceraian terhitung sejak bulan Januari hingga November mencapai sebanyak 1.599.
Diketahui, perkara yang sudah berhasil diputus sebanyak 1.578 perkara, sedangkan 21 perkara ini masih menjalani dalam proses.
Dalam perkara ini, Jumlah angka pencerain adanya gugatan dari pihak istri sebanyak 1.027, sedangkan penceraian diajukan gugatan oleh pihak suami sebanyak 545 perkara.
“ Jumlah angka penceraian baik yang diterima maupun sudah diputus di sini, kita bisa membandingkan. Rupanya, keinginan untuk bercerai dalam rumah tangga di Pamekasan ini, terbanyak adanya gugatan dari istri,” kata Hery Kushendar, Panitera Muda (Panmud) Hukum PA dilansir Surya.co.id
Penyebab pemicu perkara penceraian, Kata Hery Kushendar akibat terjadinya perselisihan dan pertengkaran terus-menerus antara suami dan istri sebanyak 1.171 kasus, Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 27, kemudian itu faktor ekonomi sebanyak 101, ditinggal pergi istri maupun suami yang minggat cukup lama sebanyak 37.
Menurut Hendar, Bisa jadi berkurangnya pemberian uang belanja atau suami dituduh berselingkuh, sehingga bahtera rumah tangganya tidak bisa dipertahankan lagi dan memilih berpisah.
Baca Juga : Wabup Pamekasan, Pastikan Pelayanan Progam Universal Health Coverge (UHC) Diprioritaskan
Baca Juga : Inilah Kisah Dibalik Api Tak Kunjung Padam Pamekasan Madura
“ Pasangan suami istri yang bercerai itu sebagian besar usianya antara 30 – 40 tahun. Namun ada pula pasangan yang masih muda, di bawah 30 tahun juga mengajukan cerai, ” tandasnya.
” Untuk menghindari perceraian di usia muda, sebelum menuju ke pelaminan, kami menyarankan hendaknya pasangannya mempersiapkan diri dengan matang, jangan hanya bermodalkan cinta, lalu cepat-cepat menikah,” pesannya.
