SAMPANG, MITRABANGSA.ID– Beredar Baliho yang bertulisan, ‘Kami Warga Desa Blu’uran menolak kembalinya warga Syi’ah, jangan sampai terjadi Kemabli tragedi 10 tahun yang lalu’, karena masyarakat merasa tergganggu dengan kedatangan Syi’ah di Desa Blu’uran.
Salah satu warga yang bernama
Abdul Bari mewakili Desa Blu’uran mengatakan, bahwa kembalinya warga Syi’ah tersebut masyarakat merasa khawatir khususnya Desa Blu’uran takut sampai terulang tragedi pada 10 tahun yang lalu.
” Warga Syiah bisa kembali datang ke Desa Blu’uran dengan satu syarat. Apabila disepakati oleh tokoh masyarakat, Kepala Desa dan para Ulama’ baru bisa datang, apabila tidak disepakati jangan sampai datang kembali warga Syi’ah di Desa Blu’uran,” Ucapnya , Minggu, (16/10/2022).
Baca Juga : Pembanguan Rutilahu oleh Satgas TMMD Ke-115 Kodim 0826 Pamekasan Sudah mencapai 30%
Baca Juga : Stop Rokok Ilegal di Pamekasan
Menurut Abdul Bari, masyarakat Desa Blu’uran tersebut merasa trauma kembalinya warga Syi’ah ke Desa Blu’uran karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan oleh warga Syi’ah tersebut.
” Saya tidak ingin terjadi lagi tragedi 10 tahun yang lalu, di Desa Blu’uran gara – gara kembalinya warga Syi’ah, hingga takut terjadi lagi mas,” tegasnya.
” Kami berharap kepada pemerintah Kabupaten Sampang agar warga Syi’ah tidak dikembalikan lagi di Desa Blu’uran Biar warga Desa Blu’uran lebih nyaman dan tidak merasa tergganggu lagi,” pintanya.
Sementara itu, Kapolsek Karang Penang, Iptu Slamet saat dikonfirmasi lewat via WhatsApp mengatakan, pihaknya masih belum melakukan pengecekan mas.
” Kami akan melakukan pengecekan nanti mas,” singkatnya.
Sementara itu, Kades Blu’uran Moh. Faruk saat dikonfirmasi melalui via telepon selulernya tidak ada jawaban hingga berita ini publish.